Baginya, mendidik bukan sekadar profesi, melainkan cara untuk membuka pintu masa depan yang lebih luas bagi anak-anak di daerahnya.
Perjalanannya menarik perhatian Putera Sampoerna Foundation ketika ia mengikuti program Guru Binar pada tahun 2022. Saat itu, Risky datang dengan satu keresahan: ia ingin terus mengajar, tetapi juga ingin memperbaiki kesejahteraannya tanpa meninggalkan dunia pendidikan.
Melalui pelatihan tentang pembelajaran aktif, media pembelajaran sebagai media interaktif, hingga literasi digital, Risky mulai menemukan ruang baru untuk bermimpi. Ia juga dilatih untuk menjadi narasumber nasional hingga menjadi bagian dari Guru Binar Ambassador.
Dengan dukungan program dan keberanian untuk memulai, ia kemudian aktif dalam menyusun kelas pelatihan yang dikemas menjadi rangkaian webinar menarik dengan peminat yang banyak. Ilmu yang Ia berikan pembelajarannya kini digunakan oleh puluhan guru di seluruh Indonesia.
Dari usaha ini, pendapatannya perlahan tumbuh dan hari ini ia dapat membantu keluarganya sembari tetap menjalankan panggilan hati sebagai pendidik.
“Dulu saya pikir peran saya sebagai guru cuma di kelas. Tapi setelah ikut pelatihan PSF, saya sadar bahwa keterampilan mengajar bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih besar. Sekarang saya bisa tetap mengajar sambil membangun usaha yang membantu orang lain dan meningkatkan kualitas hidup saya dan keluarga,” ungkap Risky.
Kesetiaan Risky untuk tetap berkontribusi di daerah tempat ia lahir membuahkan dampak nyata: murid-muridnya kini lebih percaya diri menghadapi ujian nasional, beberapa alumni sekolahnya sudah melanjutkan pendidikan tinggi, dan guru-guru di sekolahnya mulai termotivasi untuk terus belajar dan berkarya.
Kisah Risky kemudian menjadi pengingat bahwa ketika guru diberikan ruang, akses, dan dukungan yang tepat, mereka bukan hanya mengajar, tetapi dapat mengubah masa depan.
Mengubah Terima Kasih Menjadi Aksi
Kampanye #StandWithTeachers bukan sekadar peringatan Hari Guru, tetapi sebuah gerakan sosial yang mengajak masyarakat mengubah apresiasi menjadi tindakan nyata. Melalui kompetisi media sosial, publik diajak membagikan kisah tentang guru yang menginspirasi mereka.
Lewat partisipasi KOL dan publik figur, cerita-cerita itu diangkat ke permukaan, memperlihatkan bahwa setiap orang punya kisah personal dengan guru.
“Tahun ini kami ingin menyoroti bahwa guru bukan hanya pendidik, tetapi individu yang memiliki aspirasi, kreativitas, dan potensi ekonomi yang besar. Melalui rangkaian kegiatan dari kampanye #StandwithTeachers ini, PSF berkomitmen membuka ruang bagi guru untuk berdaya dan mandiri. Ketika guru didukung untuk berkembang, maka kualitas pendidikan dan masa depan generasi muda pun ikut menguat,” tutur Elan.
Bagi PSF, ini bukan kampanye sesaat. Ini adalah ajakan jangka panjang untuk mengubah sikap bangsa terhadap guru, bahwa mereka adalah investasi besar sebuah bangsa. Guru telah memperjuangkan masa depan generasi bangsa, dan kini giliran kita berdiri bersama mereka.
Membantu mereka mendapatkan pelatihan yang layak, memberi akses pada peluang ekonomi, mendukung mimpi pribadi mereka, dan memastikan suara mereka didengar.
Karena jika guru adalah arsitek semua profesi, maka kesejahteraan mereka adalah pondasi masa depan Indonesia. Dan pondasi itu harus kita kuatkan bersama.
#StandWithTeachers bukan hanya slogan. Ia adalah komitmen untuk mengembalikan kehormatan kepada profesi yang telah membentuk kita semua.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:

Discussion about this post