Ketiga, kurangnya regulasi tegas dari negara. Negara memiliki peran penting dalam mengatasi segala tindak kekerasan yang terjadi tengah-tengah masyarakat. Negara juga berperan penting dalam membentuk generasi yang baik dan beradab melalui sistem pendidikannya, pengawasan terhadap media, serta hukum yang berlaku. Namun, pada faktanya negara justru terkesan abai dalam memperketat aturan dan peran-perannya dalam menjaga generasi.
Dari sistem pendidikan, negara hanya fokus untuk membentuk generasi pekerja. Fokus pada pelajaran sains dan teknologi saja dan menjadikan pelajaran agama hanya sebagai pelengkap saja. Bahkan dalam mata pelajaran agama, semata hanya diajarkan teori tanpa mendorong siswa untuk menerapkannya.
Alhasil siswa kurang mendapat bekal ilmu agama mulai dari akidah, akhlak, dan hukum syara yang mengatur tingkah laku manusia, sehingga tidak heran jika lahirlah generasi-generasi yang arogan.
Kemudian dari segi media, negara gagal dalam mengawasi generasi. Tidak dapat dipungkiri dengan berkembangnya zaman, teknologi juga semakin berkembang termasuk media, media sosial memiliki banyak sekali dampak positif tetapi juga memiliki banyak dampak negatif.
Akibat kurangnya pengawasan negara terhadap media sehingga setiap orang, anak-anak hingga dewasa bebas mengakses konten-konten dewasa, konten kekerasan, sehingga tidak jarang anak-anak mempraktekkannya. Tontonan di media televisi juga tidak jauh-jauh dari tontonan sampah yang tidak mendidik generasi.
Hukum yang berlaku hari inipun juga tidak dapat memberi efek jera para pelaku kekerasan. Hukum yang berlaku tidak tegas hanya karena pelaku belum berusia 18 tahun maka hanya akan diberikan pembinaan sekadarnya saja, lantas dilepaskan kembali meski mereka telah berbuat kriminal dan melukai orang lain.
Buah Sekularisme
Pada hakikatnya krisis identitas yang menjangkiti generasi sehingga melahirkan generasi yang arogan dan sadis adalah buah dari penerapan sistem sekuler liberal di negara ini. Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah merusak dari tatanan terkecil yaitu keluarga, masyarakat hingga negara.
Aturan agama tidak lagi menjadi indikator baik atau buruk. Tetapi aturan manusialah yang menjadi indikatornya. Ditambah liberalisme yang diagung-agungkan menjadikan individu bebas melakukan apapun untuk memuaskan nalurinya. Sehingga wajar jika generasi yang lahir dari sistem ini adalah generasi yang rusak.
Solusi Islam
Kondisi generasi yang kian rusak ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Masalah yang terjadi pada generasi ini adalah masalah sistemik sehingga membutuhkan solusi yang sistematis juga, dan tentunya harus komprehensif. Dan syariat Islam punya solusi untuk semua permasalahan hidup termasuk masalah generasi.
Discussion about this post