Oleh: La Yusrie
JAUH sebelum Jawa mengenal emansipasi kesetaraan gender, Buton sudah mempraktikannya dengan mendudukan dua wanita sekaligus: Wa Kaa Kaa dan Bulawambona pada posisi sangat terhormat sebagai raja kesatu dan kedua Buton.
Ketika negeri-negeri di Nusantara tenggelam dalam feodalisme akut yang menempatkan wanita ke pinggiran sebagai kelompok marginal tersisih yang “dikamarkan”, Buton menempatkan wanita justru tidak dibawahi lelaki.
Wanita di Buton diberi kedudukan terhormat, bahkan dimuliakan melebihi derajat lelaki, kepada Tuhan sekalipun bahkan dipanggil memakai preferensi ke wanita; Waompu, bukan Laompu yang merujuk ke lelaki.
Seorang wanita bangsawan sangat tersohor tak hanya di Buton tetapi oleh bahkan VOC mengenal dan mengenangnya sebagai dialah pesaing paling tangguh bagi perusahaan dagang bikinan Belanda itu.
Namanya Wa Ode Wau, peniaga besar dengan 3000 pekerja dan 600 armada kapal niaganya dilayarkan berseliweran memasuki bandar pelabuhan-pelabuhan besar di Jawa dan negeri-negeri di barat nusantara.
Discussion about this post