Masalah korupsi memang sulit lepas dari para penguasa elite di negeri ini, sebab sudah menjadi rahasia umum antara penguasa dan pengusaha saling bergandengan, apalagi yang menghasilkan cuan yang berlimpah. Tak peduli keuntungan yang diperoleh dihasilkan dengan cara apa pun.
Selain itu, kasus korupsi seakan menjadi hal yang lumrah. Karena saat ini tak ada makan siang gratis, ada politik balas budi yang mesti dilakukan penguasa kepada pengusaha. Tengok saja bagaimana saat seseorang akan meraih jabatan, tentu saja mereka membutuhkan modal yang sangat banyak dan hal itu tak jarang melibatkan pengusaha untuk membantu dalam memberi suntikan dana.
Dari itu, ketika telah meraih jabatan yang diinginkan, sudah hal yang pasti penguasa akan melakukan balas budi dengan berbagai kebijakan yang dapat memberi keuntungan kepada para pengusaha dan tak terkecuali kepada para penguasa itu sendiri.
Lebih dari itu, sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini makin mempersulit seseorang atau kelompok untuk lepas dari jerat korupsi. Hal itu karena lingkungan yang ada begitu kondusif untuk melakukan perbuatan tersebut. Dari itu, tak mengherankan untuk mendapatkan rupiah seseorang tak segan-segan lagi untuk menghalalkan segala cara.
Beginilah sistem yang ada saat ini, peran agama nampak begitu dimarginalkan dalam urusan kehidupan. Aturan agama seolah hanya sebatas masalah salat, puasa, zakat dan naik haji, sementara masalah muamalah lainnya sangat minim bahkan tak ada. Kalau sudah seperti itu, wajar jika seseorang melakukan sesuatu jauh dari landasan takwa.
Hal tersebut tentu jauh dari Islam. Dalam sistem Islam segal hal yang berkaitan sumber daya alam yang melimpah, pengelolaanya tak akan diserahkan kepada pihak swasta. Pun penguasa dalam Islam merupakan seseorang di mana takwa merupakan landasan dalam melaksanakan amanah yang diembannya. Olehnya itu, kecil kemungkinan seorang penguasa melakukan khianat atas amanahnya, apalagi melakukan tindakan korupsi.
Discussion about this post