Selain itu krisis keuangan, pangan, dan energi global yang terjadi sekarang ditambah dengan tekanan inflasi menjadikan dunia dibayangi dengan ancaman resesi.
Dengan adanya ketidakpastian yang terutama diakibatkan oleh The Perfect Storm, sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 berada pada kisaran 2,3 persen-2,9 persen. Proyeksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2022 yang berada pada kisaran 2,8 persen – 3,2 persen.
“Dengan kondisi demikian, tentu Indonesia juga harus hati-hati dan waspada,” ucap Atal.
Meski kinerja ekspor Indonesia diperkirakan akan terpengaruh, lanjut Atal, Asian Development Bank (ADB) masih optimististis dengan kinerja perekonomian Indonesia. Sebab, pemulihan ekonomi Indonesia dianggap masih berada pada jalurnya.
“Berbicara mengenai ancaman krisis, pasti kita sebagai makluk hidup membutuhkan makan, jadi sudah sepantasnya kita mempertanyakan bagaimana pemerintah mempersiapkan, menghindarkan negara kita dari krisis pangan,” tutur Atal.
Atal menegaskan, PWI Pusat sebagai organisasi yang menaungi puluhan ribu wartawan dari seluruh Indonesia ingin menjalankan peran strategis pers. Salah satunya mendorong optimisme dan memberikan dukungan kepada pemerintah serta pelaku multisektor industri di Indonesia.
“Kegiatan seminar ini merupakan bentuk konkret dukungaan organisasi pers. Kami ingin mempertegas peran kami sebagai bagian dari pers Indonesia untuk terus tanpa lelah berusaha membantu pemerintah menyelesaikan dan menghadapi tantangan-tantangan bangsa ke depan di berbagai sektor,” terang Atal.
“Mari terus jaga optimisme, yakin bahwa ancaman-ancaman itu hanyalah kata. Ekonomi Indonesia optimis pulih, optimis bangkit,” seru Ketum PWI Pusat, menambahkan.
Seminar ini menghadirkan sejumlah pakar ekonomi sebagai pembicara, seperti Kepada Badan Pangan RI, Arief Adi Prasetyo yang diwakilkan; Dirut PT. Bank Tabungan Negara, Heru Koesmahargyo yang juga diwakilkan; Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad; dan Dirjen IKP Kominfo RI, Usman Kansong.
Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi menceritakan, ketika awal pandemi merebak, muncul pilihan dilakukan lockdown atau tidak. Hal ini memicu keributan di ruang redaksi.
“Kita melihat kebijakan pemerintah seperti apa mengambil parsial lockdwon. Saat itu pers masih agak ragu-ragu keberhasilan kebijakan pemerintah saat itu mengenai pengaruhnya terhadap perekonomian,” ulasnya.
Discussion about this post