Tentu, kepemimpinan alternatif cara realisasikan kesejahteraan. Jelas, momentumnya pemilu 2024 untuk menjelaskan paradigma itu. Cak Imin memberikan gagasan mengenai masa depan bangsa dengan modal demokrasi yang sangat kuat sehingga memiliki kesadaran tinggi untuk berubah.
Pinjam istilah Gus Salahuddin Waheed Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada dialog KompasTV (2023) bahwa elit membangun kekuasaan berprinsip “Budak” (pelayan) rakyat sehingga realisasi kesejahteraan rakyat unsur prioritas paling utama untuk rakyat. Bukan sekedar bagi-bagi kursi dan kue politik pada cabang kekuasaan dalam koalisi demokrasi.
Saat ini bukan hanya pemilu secara luas, namun setiap partai politik dan individu dapat berpartisipasi aktif untuk membentuk sistem yang kuat sehingga tidak ada lagi pengabaian kesejahteraan rakyat.
Cak Imin sendiri, menafsirkan negara harus bekerja keras ciptakan sistem yang baik karena disrupsi menyebabkan dampak yang cukup signifikan apabila sebuah negara tertentu, gagal menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar negara dapat terus bertahan. Bagi Cak Imin, harus melangkah diluar konteks biasanya, karena konsekuensi logis dari pasar bebas.
Artinya, kalau Adam Smith (1776) dalam karyanya yang termasyhur “The Wealth Economic” katakan intervensi negara dalam kegiatan ekonomi sangat bahayakan nyawa manusia. Sebagai inti gagasan pasar bebas, pandangan ini berpengaruh terhadap pembangunan kesejahteraan rakyat yang menyebabkan negara tidak bertanggung jawab (abaikan) kesejahteraan rakyat.
Justru Cak Imin berpendapat sebaliknya, yakni negara harus intervensi sumber ekonomi sesuai pasal 33 ayat 1, 2 dan 3 dalam UUD 1945 semata-mata kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Jangan lagi negara membiarkan para korporate oligarki menguasai sumber ekonomi sehingga penghidupan rakyat mendapat manfaat atas kehadiran negara. Tentu syarat mutlak yakni menciptakan sistem negara yang kuat.
Gus Muhaimin Iskandar Road to 2024 adalah momentumnya dengan ide dan gagasan yang jelas untuk pertahankan Indonesia sebagai negara demokratis yang kuat dan produktif di Asia Tenggara. Karena itu, perlu usaha bersama mendorong Cak Imin sebagai pemimpin alternatif yang mampu mencari jalan keluar dari semua kebuntuan dalam mewujudkan negara sejahtera (Welfare State).(***)
Penulis adalah simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post