Oleh: Sutrisno Pangaribuan
Ketua Bidang Politik DPP PDIP, sekaligus Ketua DPR Puan Maharani berhasil melakukan manuver politik. Puan menyebut Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang mendukung Anies Baswedan, masuk daftar nama bakal cawapres Ganjar Pranowo. Manuver Puan berhasil memancing berbagai reaksi dari elit politik nasional.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan berterima kasih kepada PDIP karena telah memasukkan AHY ke dalam daftar nama bakal cawapres Ganjar Pranowo. Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan masuknya nama AHY dalam bursa Cawapres Ganjar Pranowo sebagai kejutan.
Pernyataan Puan diapresiasi sebagai surprise dan kabar baik bagi seluruh anak bangsa. Bagi Demokrat ada kesan positif setelah AHY dipertimbangkan oleh PDIP sebagai Cawapres pasangan Ganjar.
Akan tetapi hal berbeda ditunjukkan Anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Dadang Dirgantara membalas sinis dengan menyebut, nama Puan Maharani juga masuk dalam daftar nama bakal Cawapres untuk bakal Capres Anies Baswedan.
Sementara itu Ketua DPP Partai Nasdem, Ahmad Effendy Choirie mengingatkan adanya risiko buruk bagi partai di internal KPP yang tidak komitmen terhadap piagam koalisi. Sedangkan Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal menilai pernyataan yang disampaikan Puan hanyalah sebatas gimik belaka. Iqbal menilai PDIP tengah berusaha memecah konsentrasi KPP.
KPP Terancam Bubar
Sehari sebelumnya DPP Partai Demokrat memberikan warning atau ultimatum kepada Anies Baswedan yang sampai saat ini belum juga mengumumkan nama bakal Cawapres pendampingnya.
Menurut Demokrat, hal itu bisa makin menurunkan peluang menggenggam sukses di Pemilu 2024. Demokrat menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengevaluasi dukungan mereka terhadap Anies jika bakal cawapres tidak juga diumumkan pada Juni 2023 ini.
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsyi merespon santai ancaman Demokrat yang akan mengevaluasi dukungan ke Anies Baswedan di Pilpres 2024 jika tidak kunjung mendeklarasikan Cawapres. Aboe mengklaim KPP tetap solid, dan sedang konsentrasi menentukan Cawapres.
Aboe setuju jika sosok cawapres pendamping Anies itu berasal dari internal koalisi. Namun Aboe mengaku KPP juga tetap menghormati kalaupun pada akhirnya Cawapres Anies berasal dari luar koalisi.
Meskipun bukan bagian dari KPP, Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin ikut memberikan tanggapan atas adanya batas waktu yang diberikan Partai Demokrat untuk Anies Baswedan agar di bulan Juni 2023 harus segera mengumumkan bakal Cawapres.
Novel menilai untuk posisi bakal Cawapres pendamping Anies paling tepat berasal dari non partai, lebih tepatnya dari kalangan ulama. Nama Abdul Somad diusulkan sebagai ulama pasangan Anies.
Discussion about this post